Terkesan sekali melihat perjalanan kehidupan beragama di negara ini, atau bahkan di dunia mana sekalipun. agama yang seharusnya berada di dalam wilayah-wilayah yang memang seharusnya dianggap "suci", tetapi kemudian berubah menjadi muram tatkala unsur ke--suciannya dinodai oleh segumpalan otak yang memakai berbagai macam logika, bahwa inilah kebenaran.
beginilah jadinya ketika nilai-nilai kesakralan di campur adukan dengan nilai-nilai yang bersifat duniawi. seharusnya agama tidak ada saja, kalau agama hanya dijadikan sebagai semacam organisasi ketuhanan, yang harus menampung dan mengakomodir masing-masing jemaatnya. yang tentunya juga karena sifatnya sebagai organiasasi, sebagaimna layaknya organisasi yang sudah ada, agama menjadi saling berburu siapa yang eksis.
Semestinya jika kita berbicara yang menyangkut tentang ketuhanan, yang harus di ingat adalah perpaduannya antara logika dan rasa. bagaimana keduanya bekerja secara proporsional, sesuai dengan kebutuhannya. artinya ketika kita berbicara mengenai keagamaan, tidak bisa hanya melulu mengandalkan logika dengan dukungan dalil-dalilnya. tetapi juga apa yang dapat kita lihat, kemudian kita rasakan. dan itu terkadang memang tidak dapat diungkapkan. Kami pikir logika dan rasa inilah, yang jika sudah menerap lekat pada setiap diri para pemeluk agama apapun dengan aliran manapun, mudah-mudahan tidak lagi saling menghujat satu-sama lain. dan atas nama Allah Tuhan segala agama.
Perbedaan agama dan kepercayaan seharusnya bukan merupakan hal yang harus dibumi hanguskan seperti yang sering terjadi di Indonesia ini. Justru disitulah letak keanekaragaman manusia, disitulah kita ditantang untuk mengendalikan emosi, bersikap penuh toleransi.
Adanya segelintir orang yang merasa lebih mengenal dan memahami Tuhan sehingga merasa harus mengobrak abrik agama orang lain seperti kasus Ahmadiyah sangatlah berlebihan, justru ini menggambarkan ketakutan dan kekurangan pengetahuan mereka akan Tuhan itu sendiri. Yang patut menghakimi seseorang hanyalah Tuhan itu sendiri. Kalau memang ada perbedaan yang kurang dapat diterima, ajaklah dialog secara based on Alquran, dari hasil dialog orang dapat memilih untuk tetap, meninggalkan atau mengikuti ajaran tersebut. Dalam kondisi negara dan bangsa yang memprihatinkan seperti ini, adanya kasus Ahmadiyah semakin menenggelamkan Indonesia dalam timbunan masalah yang tak kunjung selesai.
(Kesimpulan dari makalah mata kuliah Sosiologi agama).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar